Perkembangan pesat kendaraan otonom sedang mengubah wajah jalan-jalan kita dan menjanjikan lebih banyak kecelakaan, kemacetan yang berkurang, serta jalan yang lebih efektif. Inti dari perubahan ini adalah komunikasi Vehicle to Everything (V2X), jaringan tak terlihat yang memungkinkan kendaraan untuk berkomunikasi (V2V) dan dengan infrastruktur jalan, seperti lampu lalu lintas dan sensor jalan (V2I). Namun, konektivitas nirkabel ini mengimplikasikan bahwa komunikasi semacam ini tidak hanya penting dari segi keamanan dan keandalan, tetapi juga sangat vital bagi keselamatan masyarakat.
Membandingkan Teknologi Nirkabel Terkemuka
Dua teknologi utama yang bersaing untuk membentuk tulang punggung jaringan V2X adalah Dedicated Short-Range Communications (DSRC) dan Cellular-V2X (C-V2X). Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
DSRC: Penantang yang Sudah Mapan
DSRC adalah platform standar, dan berbasis pada Wi-Fi. Kelebihan utamanya adalah memiliki tingkat latensi yang rendah, yaitu pesan tentang bahaya di jalan atau pengereman mendadak dapat diteruskan secara praktis instan. Hal ini diperlukan dalam aplikasi keselamatan berkecepatan tinggi. Namun, DSRC memiliki kekurangan, yaitu jangkauannya terbatas dan tidak bekerja dengan baik dalam komunikasi non-line-of-sight di mana penghalang komunikasi non-line-of-sight seperti bangunan dapat mengganggu sinyal. Lebih jauh lagi, implementasinya bersifat terpecah-pecah dan ini menciptakan masalah interoperabilitas.
C-V2X: Penantang yang Sedang Naik Daun
C-V2X memanfaatkan jaringan seluler, baik secara langsung antar perangkat maupun melalui infrastruktur jaringan. Teknologi ini unggul dalam jangkauan yang luas dan kemampuan menjangkau situasi non-line-of-sight berkat daya seluler yang tinggi. Selain itu, teknologi ini dirancang agar dapat terintegrasi dengan lancar ke dalam jaringan 5G yang terus berkembang dan menjanjikan keandalan serta kapasitas yang lebih besar. Salah satu kelemahannya adalah kemungkinan latensi yang lebih tinggi dibandingkan mode komunikasi langsung DSRC, dan fungsinya mungkin bergantung pada cakupan jaringan seluler serta model langganan yang berlaku.
Memperkuat Keamanan V2X Terhadap Ancaman
V2X rentan terhadap serangan siber karena sifatnya yang nirkabel. Penyerang dapat menyadap, memalsukan, atau mengganggu komunikasi dan berpotensi menyebabkan kekacauan melalui kecelakaan. Oleh karena itu, keamanan yang kuat bukanlah pilihan tambahan, melainkan kebutuhan mutlak.
Membangun Kepercayaan Melalui Enkripsi dan Otentikasi
Semua pesan V2X harus dienkripsi untuk memastikan kerahasiaan. Hal ini membantu mencegah penyadapan informasi sensitif oleh pihak-pihak yang tidak berwenang mengenai lokasi, kecepatan, dan arah kendaraan. Lebih penting lagi, diperlukan mekanisme autentikasi yang efektif. Semua pesan akan ditandatangani secara digital untuk memastikan bahwa pesan tersebut benar-benar berasal dari kendaraan terpercaya atau bagian dari infrastruktur, dan bukan dari pihak yang menyamar. Inilah yang membentuk sistem kepercayaan sehingga kendaraan dapat menggunakan informasi yang diterimanya dengan keyakinan.
Memastikan Keandalan Menyeluruh
Selain keamanan, keterandalan merupakan faktor yang paling krusial. Jaringan harus kuat terhadap gangguan dan mampu berfungsi di lingkungan perkotaan besar dengan ribuan orang yang terhubung secara bersamaan. Teknik-teknik seperti pengulangan pesan dan pengolahan sinyal yang canggih digunakan untuk memastikan peringatan penting tetap diterima bahkan dalam kondisi radio yang sulit sekalipun. Desain juga harus mencakup mekanisme distribusi kunci dan mekanisme pencabutan sertifikat yang cepat, untuk menjamin keamanan dalam keseluruhan ekosistem kendaraan dan infrastruktur.
Jalan Kebahagiaan
Perjalanan menuju pengemudian otonom penuh merupakan upaya bersama. Keputusan antara DSRC dan C-V2X pada akhirnya dapat ditentukan berdasarkan kinerja masing-masing dalam memenuhi dua kriteria utama, yaitu keamanan tinggi dan keandalan tinggi. Kemungkinan besar kita akan memiliki solusi hibrida. Apa pun teknologi yang mendasarinya, penting untuk menerapkan arsitektur keamanan berlapis yang mencakup enkripsi kuat, autentikasi tanpa kompromi, dan desain jaringan yang tangguh.